Jumat, 13 September 2013

Kisah Mencekam di Asrama Meddy ; Tragedi 1955

Hai, nama ku Rynn Handison. Kalian boleh memanggilku Rynn. Aku tinggal di Asrama Meddy. Aku sekamar dengan Windy Caviolla atau Windy dan Arreyqha Zeckmarr atau Rey. 
Hari ini, aku, Windy, dan Rey mengajak Yosea ke Museum Pettral. Di sana, kami melihat banyak barang antik. Ada kamus yang berumur 201 tahun, dan lain-lain. 
Saat kami melihat sebuah peta kuno, di bawah nya tertulis 'Peta Petunjuk Tragedi 1955'. Aku kemudian menatap Rey. Sepertinya dia mengerti maksud ku apa.
"Kita akan kembali ke 1955." ujar Rey. Seketika, Museum Pettral menghilang dan kami berada di sebuah gurun pasir. 
"Inikah Kota Vergero saat 1955? Mengenaskan..." kata ku. 
"Ya.... Kita akan pergi menuju Asrama Meddy di tahun 1955." kata Rey. 
ZRING!
Kami telah sampai di depan sebuah asrama. Ya, itu adalah Asrama Meddy di tahun 1955. 
"Aaaargh..... Tolong!!" teriak seorang gadis. 
"Dia.... Dia adalah Diana!" teriakku.
"Ssst... Kau mengenalnya?" tanya Rey. Aku mengangguk. "Dia sudah dibunuh oleh tentara Kota Mostraize." ujar Rey. Aku terkejut. Seketika, aku menangis.
"Hiks... Rey, dia itu kakakku!" kata ku sambil melihat mayat Diana berlumuran darah. 
"Sudah, kau jangan menangis lagi. Nah, itu peta!" ujar Windy. Aku hanya sesegukan.
"Peta.... Peta...." gumam Yosea tiba-tiba.
"Kau kenapa, Yosea?" tanya ku.
"Aku.... Aku... MUSNAH!" teriak Yosea. 
"Aku tahu sekarang. Yosea adalah anak dari Raja Yoseos, raja kejam itu. Jika keluarga Raja Yoseos menemukan peta itu, maka ia akan musnah dan menjadi debu." ujar Rey. Ia cukup pintar.
"Tapi... Aku tak jahat..." tangis Yosea. Aku tak tega.
"Tidak ada jalan selain membiarkan mu menjadi debu, Yosea." ujar Rey. Ia ingat, sebenarnya Yosea sering berbuat jahat. Tetapi, ia selalu menganggap diri nya benar. 
BLARR!!!
Aku, Windy, dan Rey telah kembali ke Museum Pettral. Karena hari sudah sore, kami pergi ke Asrama Meddy sambil bercakap-cakap soal kejadian tadi. Aaah... Aku menjadi takut. 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar