Minggu, 14 Desember 2014

PERJUSA (3)


Oke, mari kita lanjutkan cerita Perjusa ku!! Yohooo...!
Saat tengah malam, kami semua di bangun kan oleh guru-guru dan kakak-kakak penggalang. Saat bangun, kami disuruh bertukar baju pramuka. Haduh... Pake baju yang udah berkeringat itu lagi?? Nggak deh!! 
Tapi.. Gimana lagi, disuruh ama kakak-kakak penggalang yang agak 'galak' emang gak enak! 
Setelah berganti baju, kami disuruh berbaris di depan sekolah. Saat kami di suruh berkumpul, para guru mengatakan bahwa kami akan "JURIT MALAM!!". Haduhh.. Aku seketika mengeluarkan keringat dingin! 
Oh tidaaakk...
Akhirnya, kami (per-regu) berjalan beriring-iring. Pertama, kami menelusuri jalan yang sangaaaaat sepi! Lalu, kami berhenti sebentar. Kami di beri pertanyaan yaitu tentang morse. Lalu, kami menelusuri jalan lagi. Dan akhirnya, kami pun berhenti di dekat sebuah semak-semak gelap. 
"Lha, ustad (panggilan untuk guru di sekolah ku)? Kok berhenti?" tanya Nasywa.
"Kalian nanti akan menelusuri semak-semak gelap ini. Tapi, satu persatu yaa.." kata Ustad sambil tertawa kecil.
"APAAA???!!!!" kata regu ku syok (cerita nya lebay).
"Hih, lebay deh kalian! Kan, Ustad Ahmad udah bilang, hantu itu gaada!" kata ku. 
"Tapi, kan, kita takut, Naj! Soalnya, pasti nanti ada yang nyamar jadi hantu!!" seru teman ku yang lain.
"Bah, itu nama nya ngejutin, Nak! Bukan takut!" kata ku sok bergaya seperti seorang ibu.
"Ah, diam aja lah!" ujar Nasywa dari depan.
"Hehehe.." kata ku tertawa kecil.
Akhirnya, kami disuruh berjalan satu-persatu di semak-semak itu. Akhirnya, giliran ku! Pertama kali, aku merasa tidak terlalu takut. Sambil berjalan, aku bernyanyi "Pada Hari Minggu" dengan suara yang agak kecil. Sedangkan teman-teman ku didepan, mereka menangis-menangis dan teriak-teriak memanggil Ustad. Tetapi tidak dengan Nasywa, dia cuek bebek dengan keadaan semak-semak yang gelap ini. Dasar aneh -,-
Saat tiba terakhir detik-detik akan sampai di garis finish (emang lomba apa?), aku seketika berhenti di depan sebuah pohon. Saat berhenti, terdengar suara bayi tertawa yang menurutku menyeramkan. Langsung, deh, aku lari tunggang-langgang ke tempat teman ku yang lain berkumpul.
Disana, banyak yang mata nya sembab! Kamu kenapa? Ya, nangis, lah! Ada juga yang suara serak karena teriak-teriak gak karuan. Setelah semua nya berkumpul, kami pun segera kembali ke sekolah.
 To Be Continue... 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar